PAYAKUMBUH,- Dari tahun ke tahun, berbagai inovasi dan cara dilakukan panitia Qurban untuk mempermudah proses penyemblihan hewan terutama sapi.
Ada yang menggunakan peralatan canggih hingga dengan memanfaatkan benda yang bernilai ekonomis untuk menunjang kelancaran proses Qurban Idul Adha.
Pada 2021 ini contohnya, seperti penyelenggaraan Qurban di Kelurahan Sungai Durian Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dan di Payolinyam Kelurahan Tigo Koto Dibaruah Kecamatan Payakumbuh Utara.
Di Sungai Durian, Qurban yang diselenggarakan di Mesjid Arruhama’ memakai alat peroboh sapi dari kayu atau restraining box. Di tingkat masyarakat belum banyak penyelenggara penyembelihan hewan kurban yang memiliki restraining box tersebut. Dengan alat bantu itu, perlakuan kepada sapinya lebih humanis.
“Saya salut dan angkat topi dengan inovasi dari panitia, ke depan insyaallah kita bikin yang permanen dari bahan besi ataupun stainless steel yang lebih praktis dan ringan,” kata Anggota DPRD Payakumbuh Syafrizal.
Menurut Putra Lamposi tersebut, restraining box itu diciptakan oleh Dedi Delvis, Beli Perta, Efrizon. Mereka adalah tukang kayu asli dari Sungai Durian.
“Keuntungan box star ini lebih praktis, lebih aman, proses cepat, dan tidak menyakiti hewan kurban. Untuk Kota Payakumbuh tahun ini, mungkin ini terobosan terbaru dan satu-satunya,” tambah Syafrizal.
Kemudian, di Payolinyam Kelurahan Tigo Koto Dibaruah Kecamatan Payakumbuh Utara, panitia Qurban setempat lebih memilih peralatan steril, aman dan higienis terutama dalam menyalurkan daging ke masyarakat.
Qurban yang diselenggarakan di Mesjid Mesjid Nurul Jannah itu, menyemblih sebanyak 10 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Untuk menjaga steril daging, panitia tidak menggunakan kantong kresek dalam membagikan daging qurban ke masyarakat. Melainkan memanfaatkan bok persegi.
Daging-daging Qurban, dimasukkan ke dalam kotak bening dan dibagikan langsung ke masyarakat. Dari 10 ekor sapi dan 2 ekor kambing itu, didapat sekitar 1200 box daging Qurban.
“Kami tidak memakai kantong kresek untuk membagikan daging ke masyarakat. Tetapi memanfaatkan bok. Bok tersebut adalah sumbangan dari hamba Allah,” ucap Wardi Munir Pengurus Mesjid Nurul Jannah. (ADI/RANDI)