LAPORAN : ADY KACER
50 KOTA,- Para relawan Palanta Aksi Sosial (PAkSa) kembali beraksi melakukan gerakan kemanusiaan dengan membantu membedah rumah milik warga kurang mampu atau dhuafa di Jorong Sibaladuang, Nagari Sungaikamuyang, Kecamatan Luak, Minggu (7/11) siang.
Hadir dalam aksi siang itu, koordinator gerakan aksi sosial, Ferizal Ridwan, mantan Ketua DPRD Limapuluh Kota, Ismardi BA, mantan anggota DPRD, Buya Nasrul Rasyid, mantan guru dan pegiat sosial, Hafnizal Oyong, aktivis pemuda Sibaladuang, Surya dan Berta, serta seniman minang, Sultan.
Aksi bedah rumah warga miskin di Jorong Sibaladuang, pun dipastikan sudah mulai berjalan. Tidak hanya rumah Nenek Nurjani, 80 tahun, yang sebelumnya sempat viral karena hidup sebatang kara di gubuk reot, para relawan PAkSa juga mengalirkan bantuan kepada dua warga dhuafa lain di nagari setempat.
“Alhamdulillah, ada tiga warga dhuafa di Sibaladuang, Sungaikamuyang yang kita datangi tadi siang. Selain Nenek Nurjani, juga ada dua warga lainnya bernama Aswir (68) dan Anita (53),” kata koordinator aksi Relawan PAkSa, Ferizal Ridwan, kepada wartawan.
Ferizal mengaku sangat apresiasi dan berterima kasih atas kepedulian para relawan, simpatisan Palanta Aksi Sosial yang sudah berkontribusi aktif melakukan gerakan-gerakan sosial. Termasuk kepada para donatur yang sudah ikut mendonasikan hartanya demi membantu masyarakat kurang mampu.
Para relawan Palanta Aksi Sosial sendiri, kata Ferizal, terdiri dari berbagai unsur dan latar belakang. Mulai dari politisi, mantan politisi, ASN dan mantan ASN, hingga para aktivis peduli sosial-kemanusiaan. Mereka terlebih dahulu melakukan pendataan dan verifikasi terhadap kondisi warga, setelah menerima laporan masyarakat.
Begitu memastikan kondisi warga miskin layak dibantu, relawan kemudian turun mengunjungi lokasi. “Tugas kita para relawan menghimpun donasi serta menyiapkan bantuan. Bentuk bantuannya beragam, bisa bahan bangunan rumah, peralatan, sembako, sampai pakaian layak pakai,” tutur Ferizal.
Aksi tersebut, lanjutnya, dapat terlaksana berkat tingginya kepedulian sosial para relawan yang juga terdiri dari LSM dan yayasan sosial kemanusiaan. Seperti halnya kondisi Nenek Nurjani, yang awalnya dilaporkan oleh komunitas LSM Sago Peduli Indonesia (SPI) diketuai Bambang Heri, Yayasan Perisai Muslim Indonesia dan Relawan Sibaladuang Peduli.
Ferizal menyebut, aksi sosial tersebut ditujukan semata untuk membantu meringankan beban hidup para fakir miskin, kaum dhuafa dan jompo. Apalagi saat ini, diakuinya, kondisi ekonomi masyarakat khususnya di Limapuluh Kota mulai merosot akibat pandemi Covid-19.
Bahkan, setelah beberapa kali melakukan aksi di lapangan komunitas Palanta Aksi Sosial semakin hari semakin banyak saja mendapat informasi masyarakat yang layak dibantu. Umumnya warga melaporkan kondisi para dhuafa yang kesulitan akibat terhimpit kebutuhan ekonomi.
“Minggu depan kita rencana aksi di Nagari Batubalang, Kecamatan Harau. Bisa jadi, aksi ini kita tingkatkan lagi dari 1 kali menjadi 2-3 kali seminggu. InsyaAllah, kami ajak semua pihak yang ingin mendonasikan hartanya, mari sama-sama kita bantu para dhuafa kita,” ajak Ferizal.
Dihibur, Dhuafa Terharu Terima Bantuan
Aksi penyerahan bantuan terhadap tiga dhuafa di Jorong Sibaladuang, Sungai Kamuyang, dilaporkan sempat diwarnai suasana haru. Pasalnya, dalam aksi tersebut para relawan Palanta Aksi Sosial turut mengajak seorang seniman asal Padang Pariaman penyanyi lagu Minang, Sultan.
Di lokasi, di sela melakukan bedah rumah milik Mak Nurjani, setelah makan bersama, Sultan sempat menghibur para dhuafa dengan nyanyian khas minang-melayu menggunakan guitar. Nyanyian merdu Sultan yang menyanyikan lagu tentang ‘Ibu’ sempat membuat para relawan dan warga meneteskan air mata.
Sebelum beranjak pulang, Nenek Nurjani bersama warga sempat mengejar rombongan untuk menyampaikan permintaan, agar Sultan bersama para relawan mau datang kembali untuk menghibur warga Sibaladuang. Mereka mengaku, kalau keluh-kesahnya selama ini cukup terobati.
“Saya apresiasi sekali aksi gerakan Palanta Aksi Sosial ini. Terutama para tokoh dan relawan yang telah mau meluangkan waktu, tenaga dan rela mengeluarkan biaya demi menolong warga miskin. Mudah-mudahan semua yang terlibat diijabah oleh Allah STW,” komentar Sultan dalam rekaman videonya.
Saat ini, rumah kayu beratap terpal Nenek Nurjadi yang sebelumnya reot dipastikan sudah diperbaiki menjadi layak huni. Rumah kecil yang sebelumnya berlantai tanah, kini sudah menjadi pemanen. Nenek Nurjani yang hidup sebatang kara pun sudah bisa sedikit nyaman buat beristirahat. (*)